1. Menyesal (A. Hasymi)
·
Tema : Penyesalan dihari tua.
·
Feeling : Bait 1) Pengarang merasa menyesal
karena hilangnya
waktu dimasa
muda.
Bait 2)
Pengarang menyesali waktu muda yang tidak
digunakan
untuk melakukan sesuatu yang
berharga.
Bait 3) Pengarang
merasa tak ada gunanya menyesali
perbuatan yang sudah
dilakukan dimasa muda.
Bait 4) Pengarang berharap agar dapat
memanfaatkan
waktu sebaik mungkin.
·
Amanat :
Jangan mengabaikan masa muda dan kita harus
mengisi masa muda
dengan hal-hal yang berguna.
·
Korespondensi : Bait 1) Orang yang menyesal dimasa tua karena
hilangnya
masa muda.
Bait 2) Orang yang menyesal dalam kemiskinan
karena
kelalaian dimasa muda.
Bait 3) Menyadari tiada guna menyesali
keadaan saat ini.
Bait 4) Hanya pengharapan kepada yang muda
agar tidak
seperti dirinya.
·
Musikalitas : a.) Rima
Melayang dan membayang : rima sempurna,
rima
tertutup, dan rima akhir.
Pergi dan tinggi : rima sempurna, rima
terbuka, dan
rima akhir.
Sudah dan sudah : rima tengah
Pagi dan hati : rima tak sempurna, rima
terbuka, dan
rima akhir.
Muda dan harta : rima tak sempurna, rima
terbuka, dan
rima akhir.
Berguna dan sukma : rima tak sempurna,
rima terbuka,
dan rima
akhir.
Hari dan bakti : rima tak sempurna, rima
terbuka, dan
rima akhir.
b.)
gaya bahasa
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang (pleonasme)
Hari mudaku sudah pergi
Pagiku hilang sudah melayang (pleonasme)
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang (pleonasme)
Batang usiaku sudah tinggi (personifikasi)
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati (pleonasme)
Miskin ilmu, miskin harta (litotes)
Ah, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma (pleonasme)
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju arah padang bakti. (simbolik)
Batang usiaku sudah tinggi (personifikasi)
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati (pleonasme)
Miskin ilmu, miskin harta (litotes)
Ah, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma (pleonasme)
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju arah padang bakti. (simbolik)
2.
Untuk
Tuhan (Emha Ainun Najib )
·
Tema :
Doa dan harapan seseorang kepada Tuhannya.
·
Feeling :
Pengarang berserah diri kepada Tuhan dengan memohon
ampunan dan harapan agar segala mimpinya
diperkenankan.
·
Amanat :
Kita harus mengawali segala sesuatu dengan
menyebut asma Tuhan,
dan kita berserah diri hanya
kepada Tuhan.
·
Korespondensi : Orang yang mengawali setiap langkahnya dengan
menyebut asma Tuhan,
kemudian memohon ampun atas
perasaan sombong, dan berharap agar keinginannya
diperkenankan oleh Tuhan.
·
Musikalitas : a.) Rima
Tuhanku dan langkahku : rima sempurna,
rima terbuka,
dan rima akhir.
langkahku dan asma-Mu : rima tak sempurna,
rima
terbuka, dan rima akhir.
Tahu dan sesuatu : rima rima tak
sempurna, rima
terbuka, dan rima akhir.
sesuatu dan satu : rima sempurna, rima
terbuka, dan
rima akhir.
Tuhanku dan mimpiku : rima sempurna,
rima terbuka,
dan rima akhir.
Tuhanku dan aku : rima sempurna, rima
terbuka, dan
rima
akhir.
Bagi-Mu dan diri-Mu : rima sempurna,
rima terbuka,
dan
rima akhir.
Nanti dan mati : rima sempurna, rima
terbuka, dan rima
akhir.
b.) gaya
bahasa
Untuk Tuhan
1
Tuhanku
(repitisi)
Kuawali
setiap langkahku (personifikasi)
Dengan
asma-Mu
Ampunilah
kami
Yang
selalu merasa punya nama
Yang
tak kunjung tahu
Bahwa
segala sesuatu
Akan
hanya tinggal Satu
Tuhanku
(repitisi)
Adapun
diantara beribu mimpiku (hiperbolisme)
Cuma
satu yang sejati
Ialah
dinafas-Mu
Aku
menyertai
Tuhanku
(repitisi)
Jika
haq bagi-Mu
Perkenankan
aku
Tinggal
didalam diri-Mu
Agar
sesudah lahirku
Yang
ini
Dan
yang nanti
Takkan
mati
3.
Al-Baqarah
(Osram)
·
Tema :
Menceritakan kehidupan masyarakat Indonesia setelah
penjajahan.
·
Feeling :
Bait 1) Pengarang merasa heran terhadap masyarakat
Indonesia yang tidak memanfaatkan kekayaan
alam.
Bait 2) Pengarang
merasa kecewa karena SDA yang ada
akhirnya hilang dan dimanfaatkan oleh
penjajah,
sedangkan pribumi hanya bisa marah.
Bait 3) Pengarang
merasa heran ketika baru saja merdeka
generasi saat itu langsung ingin memperoleh
hasil
tanpa
bekerja keras.
Bait 4) Pengarang menyindir kepada generasi
saat itu yang
kecewa
dan bingung karena tidak memperoleh
apa
yang diinginkan.
Bait 5) Menasehati agar terlebih dahulu
bekerja untuk
memperoleh hasil.
·
Amanat :
Sebelum mengharapkan hasil yang kita inginkan, kita
harus berusaha atau
bekerja keras terlebih dahulu untuk
membangun negeri.
·
Korespondensi : Bait 1) Sebuah negara yang makmur, kaya akan SDA.
Bait 2) Saat negeri itu dijajah masyarakat
Indonesia
menjadi
marah.
Bait 3) Ketika baru saja merdeka negeri yang
suasananya
sedang kacau, generasi saat itu
langsung
berebutan untuk memperoleh hasil.
Bait 4) Karena tidak memperoleh
hasil yang diinginkan
generasi
saat itu menjadi kecewa dan bingung
sampai kemudian datang
nasihat dari para orang
tua.
Bait 5) Negeri yang sedang kacau jangan
langsung ingin
memperoleh hasil, tetapi bekerja terlebih
dahulu
untuk
membangunnya.
·
Musikalitas : a.) Rima
besar dan keluar : rima tak sempurna,
rima tertutup,
dan rima akhir.
selalu dan lalu : rima sempurna, rima
terbuka, dan rima
akhir.
hilang dan tualang : rima sempurna, rima
tertutup, dan
rima akhir.
tiga dan nista : rima tak sempurna, rima
terbuka, dan
rima akhir.
pulang dan hilang : rima sempurna, rima
tertutup, dan
rima akhir.
b.) Gaya bahasa
Al-Baqarah
Ada tani
keluarga besar
Punya sapi
perahan, selalu
Diperah susunya
keluar
Berabad-abad
lalu
Datang taqdir
sapinya hilang
Tak tentu
rimbahnya, tiga
Setengah abad
lebih tualang
Petani sekerabat
menjadi nista
Waktu taqdir
sapinya pulang
Kurus kering
kulit dan tulang, anak-anaknya
Mengeroyok
memerah yang baru hilang
Tapi susu-susu
kering saja kosong
Mengecewakan
membingungkan anak-anak yang penuh harap
Lalu turun suara
menyindir dari arwah moyang
Sapi kurus
kering jangan keburu diperah
Ambil sabit
carikan dulu rumput baginya
(Cucu-cucu tujuh
puluh juta harus bekerja)
4.
Teratai
(Sanusi Pane)
·
Tema :
Menceritakan pahlawan nasional Indonesia yang tidak
dikenang tetapi
beliau sangat berjasa dalam memajukan
pendidikan.
·
Feeling :
Bait 1) Pengarang merasa heran karena sosok pahlawan
yang
memiliki potensi sangat besar tetapi tidak
dihiraukan.
Bait 2) Meskipun beliau
diabaikan tetapi perjuangannya
terus tumbuh mendunia.
Bait 3) Pengarang
memberikan semangat kepada Ki Hajar
Dewantara agar tetap berjuang bagi bangsa
Indonesia.
Bait 4) Pengarang memberikan semangat agar
tetap
menjaga
bangsa Indonesia meskipun
perjuangannya
tidak banyak
dilihat oleh masyarakat.
·
Amanat :
Kita harus menghargai jasa para pahlawan Indonesia baik
sekecil apapun
jasanya.
·
Korespondensi : Bait 1) Adanya seorang pahlawan yang berjasa
tetapi
jasanya tidak terlihat oleh
masyarakat.
Bait 2) Walaupun diabaikan tetapi beliau
terus berkarya
dalam
membangun bangsa.
Bait 3) Teruskan perjuangan dalam membangun
negeri
Indonesia meskipun sedikit yang memperhatikan
jasa.
Bait 4) Meskipun tidak dikenang tetapi jasa
beliau turut
membangun negeri.
·
Musikalitas : a.) Rima
airku dan lalu : rima tak sempurna, rima
terbuka,
dan rima akhir.
teratai dan permai : rima tak sempurna,
rima terbuka,
dan rima
akhir.
dunia dan mulia : rima tak sempurna,
rima terbuka, dan
rima akhir.
mengarang dan orang : rima sempurna,
rima tertutup,
dan
rima akhir.
bahagia dan Indonesia : rima tak
sempurna, rima
terbuka, dan rima akhir.
dilihat dan diminat : rima tak sempurna,
rima tertutup,
dan rima
akhir.
biarpun dan biarpun : rima awal.
engkau dan engkau : rima tengah
tidak dan tidak : rima tengah
b.)
Gaya bahasa
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantoro
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman
5.
Duka
Cita (Kuntowijaya)
·
Tema :
Menceritakan sebuah keluarga yang sedang kehilang salah
satu anggota
keluarganya karena meninggal dunia.
·
Feeling :
Bait 1) Pengarang merasa sedih melihat sebuah keluarga
yang
ditinggal mati oleh salah satu anggota
keluarganya.
Bait 2) Pengarang
merasa menyesali kepergian salah satu
anggota keluarga itu untuk selamanya .
Bait 3) Pengarang
merasa sedih melihat wanita-wanita
yang
sedang menangis melihat jenazah.
·
Amanat :
Jangan terlalu luput dari kesedihan karena ditinggal oleh
sanak saudara untuk
selamanya, karena itu merupakan
takdir dari Tuhan.
·
Korespondensi : Bait 1) Seseorang yang sedang merasakan kehilangan
anggota keluarganya.
Bait 2) Menyesali kepergian seseorang untuk
selamanya.
Bait 3) Merasa sedih ketika melihat jenazah
yang sedang
disucikan.
·
Musikalitas : a.) Rima
wajahnya dan penghuninya : rima
sempurna, rima
terbbuka, dan rima akhir.
kamar dan diluar : rima tak sempurna,
rima tertutup,
dan rima akhir.
mata dan desa : rima tak sempurna, rima
terbuka, dan
rima akhir.
b.) Gaya bahasa
Duka Cita
Yang memucat
wajahnya (tropen)
Merenungi kelabu
dinding kamar
Yang ditinggal mati
penghuninya
Sedang di luar
Anjing terdiam (eupemisme)
Tak melihat kupu
terbang (eupemisme)
Menjatuhkan madu di
lidahnya (personifikasi)
Yang terasa getir
Angin tidak bekerja
(personifikasi)
Ranting pohonan
merunduk (personifikasi)
Menyesali daun
kering yang terlepas (personifikasi)
Waktu perempuan
berkerudung hitam
Melangkah di atas
daunan (metafora)
Berisik, menyayat
hati burung (metafora)
Yang pecah telurnya
(metafora)
Tangan-tangan gadis
Yang pucat mukanya
Diam-diam meronce
melati (personifikasi)
Sambil mengusap air
mata
Di ujung desa
Jenazah sedang di
sucikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar